Tuesday, December 9, 2014

Logistics Network Planning

Logistics Network Planning (LNP) adalah suatu cara untuk menganalisis pertukaran antara jumlah persediaan dengan jumlah dan lokasi gudang/pusat distribusi dan biaya transportasi yang paling menguntungkan dan dapat meningkatkan layanan terhadap pelanggan.
Atau dalam kata lain Logistics Network Planning dapat diartikan sebagai suatu cara atau metode scientific untuk menganalisis kebutuhan biaya dan tingkat layanan yang gudang butuhkan dalam mencapai tujuan layanan terhadap pelanggan.
Sebelum menentukan jumlah dan lokasi yang paling tepat dari sebuah Distribution Center, kita harus memastikan aliran produk yang efisien dari sumber (produsen) ke tujuan akhir (konsumen). Biaya yang tinggi dari DCs dan armada kendaraan menjadi alasan utama, sehingga diperlukan kesepakatan untuk mencapai apa yang “terbaik” dan apa yang dibutuhkan sekarang.

Peran dari Pusat Distribusi dan Gudang
Beberapa alasan mengapa pusat distribusi dan gudang dibutuhkan:
  1. Untuk menyediakan persediaan akan barang yang telah diproduksi dalam jangka panjang.
  2. Untuk menyediakan persediaan dan memisahkan permintaan dengan kemampuan produksi.
  3. Untuk menyediakan persediaan untuk memenuhi permintaan musiman yang lebih ekonomis.
  4. Untuk menyediakan persediaan untuk membantu menyediakan layanan pelanggan yang baik.
  5. Agar menggunakan pertukaran biaya dengan sistem “full vehicle loads”.
  6. Untuk memfasilitasi perakitan pesanan (order assembly).
Perlu diketahui sebelumnya perbedaan mendasar dari gudang dan pusat distribusi, yakni: Gudang hanya tempat yang digunakan untuk menyimpan barang, baik hasil produksi ataupun barang yang akan dijual/disimpan. Sedangkan pusat distribusi merupakan tempat untum mendistribusikan barang dari produsen untuk nantinya dikirimkan ke konsumen.
Untuk layanan pelanggan yang terbaik, maka pusat distribusi harus berada dekat dengan pelanggan dan menyimpan stok yang memadai, namun hal ini tentu memerlukan biaya yang cukup besar. Sedangkan pada kasus lain, pusat distribusi hanya ada satu dan mengirimkan truk besar, namun hal ini juga meskipun lebih murah dalam biaya penyimpanan, namun biaya transportasi yang diperlukan lah yang tinggi.
Oleh karena itu, perlu sebuah analisa yang sesuai untuk menentukan lokasi maupun jumlah dari pusat distribusi. Dan biasanya ketetapan atas jumlah pusat distribusi akan berbasis area atau regional dan menggunakan kendaraan besar untuk mengirim ke lini angkut dan kemudian dipecah ke kendaraan kecil untuk mengantarkan order.
Perlu diingat bahwa ada beberapa jenis pusat distribusi, yaitu:
  1. Pusat distribusi/gudang barang jadi
  2. Pusat distribusi regional ataupun nasional
  3. Lokasi Trans-shipment, transit atau Cross-docking
  4. Persediaan musiman
  5. Overflow sites.
Jaringan logistik dan strategi lokasi pusat distribusi ditujukan untuk membangun campuran yang paling tepat antara penyimpanan dan transportasi pada tingkat layanan pelanggan tertentu.

Hubungan Biaya

Untuk merencanakan struktur logistik yang efisien, hal yang perlu diperhatikan adalah interaksi atar biaya distribusi yang berbeda, khususnya sehubungan alternatis tempat (jumlah, ukuran, jenis dan lokasi), dan biaya logistik secara keseluruhan yang akan timbul. Hal ini paling baik dilakukan dengan analisis komparatif (perbandingan).
Banyak perusahaan memiliki informasi biaya berdasarkan sistem akuntansi konvensional, maka hal ini tidak dapat mencerminkan secara rinci tentang struktur biaya dalam distribusi perusahaan. Dan tanpa hal ini maka akan sulit dan tidak mungkin untuk mengukur efektifitas dari operasi yang dilakukan.

Biaya logistik tersusun atas:
1.      Biaya Penyimpanan (Storage Cost)
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan persediaan, dan jika perusanaan menambah pusat distribusinya maka biaya ini akan meningkat pula, seperti diperlihatkan pada gambar berikut.

2.      Gabungan Biaya Transportasi (Combined Transport Cost)
Biaya ini terdiri atas:
a.       Delivery Transport Cost
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan suatu barang, pada dasarnya hal ini dihitung berdasarkan jarak yang ditempuh. Dan perusahaan dapat menggunakan kendaraan sendiri ataupun dengan pihak ketiga.
b.      Primary Transport Cost
Unsur utama transportasi adalah pasokan produk yang dikirim ke pusat distribusi dari gudang atau titik produksi. Maka jumlah titik distribusi mempengaruhi keseluruhan biaya ini.
Maka jika kedua biaya tersebut dipadukan maka disebutlah dengan total biaya transportasi atau Combined Tranport Cost. Dan ini membentuk kurva biaya baru.
3.      Biaya Menyimpan Persediaan (Inventory Holding Cost)
Merupakan biaya yang dikeluarkan ketika menyimpan persediaan di pusat distribusi.
Biaya utama dalam menyimpan persediaan dibagi atas:
1)      Capital Cost
2)      Service Cost
3)      Risk Cost
4)      Storage Cost
4.      Biaya Sistem Informasi (Information System Cost)
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan informsi dalam memproses pesanan. Hal ini mungkin secara manual tetapi saat ini denga perkembangan teknologi maka memungkinkan untuk menggunakan sistem yang terkomputerisasi.

Analisis Total Biaya Logistik
Setelah mengetahui komponen biaya logistik, semua itu kemudian dianalisi untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam membangun pusat distribusi.
Analisi Pertukaran Biaya
Konsep dari analisis ini adalahj melakukan perubahan suatu komponen dalam sistem logistik untuk mendapatkan biaya yang lebih rendah.
Berikut ini biaya utama yang perlu diperhatikan dan dinilai dalam analisi pertukaran biaya:
  • Production Cost
  • Packaging Cost
  • Information System Cost
  • Lost Sales Cost
  • Inventory Cost
  • Transport Cost
  • Warehousing Cost

Source:
The Handbook of Logistics and Distribution Management - Alan Rushton, Phil Crocher & Peter Baker. Page 117-127